Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait. |
"Syukur Alhamdulillah kondisi ID sudah membaik termasuk luka menganga dileher akibat sabetan golok sudah mengering dan sudah bisa diajak berkomunikasi dan bercanda. Pada kesempatan itu juga ID sempat titip pesan minta dibelikan ayam goreng kesenangannya," demikian disampaikan Arist Merdeka Sirait Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak seusai bertemu korban selamat di RSUD Tasikmalaya bersama Dewan Komisioner Komnas Anak DR. Imaculata Umiyati, MPsi, Jolanda E Kalonta, SE dan Quick Investigator Komnas Anak Jawa Barat saat berkunjung ke RSUD Tasikmalaya, (6/7/2017)
Arist berharap dalam waktu tujuh hari kedepan korban sudah sembuh secara fisik dan sudah dapat melakukan aktivitas sebagai anak termasuk melanjutkan sekolahnya.
Biaya perawatan dan pemulihan korban selama di Rumah Sakit seluruhnya ditanggung Pemerintah Kota Tasikmalaya demikian disampaikan dr. Warsito Hidayat Direktur RSUD Tasikmalaya saat mendampingi Arist Merdeka Dirait Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak saat mengunjungi korban di ruang perawatan VIP RSUD Tasikmalaya.
"Yang terpenting setelah perawatan adalah pemulihan trauma korban atas tragedi sadis itu melalui pemberian bantuan psikososial therapy bagi korban. Komnas Perlindungan Anak bekerjasama dengan P2ATP2A Tasikmalaya dan Quick Investigator Komnas Anak Jawa Barat segera akan mengagendakan memberikan semacam trauma healing bagi korban dan keluarganya," tambah Dr. Imaculata Umiyati salah seorang Komisioner Komnas Perlindungan Anak.
Sementara AW (15) pelaku pembunuhan sadis terhadap dua anak dengan cata menggorok leher korban saat ditemui di Polresta Tasikmalaya dalam keadaan labil.
Keterangan AW yang diberikan kepada Quick Investigator Komnas Anak Jawa Barat dan Dewan Komisioner Komnas Perlindungan Anak Jolanda E Kalonta dan Dr. Imaculata Umiyati guna mendalami motivasi pembunuhan masih berubah-ubah dan tidak konsisten.
Ketika AW diperlihatkan gambar korban pembunuhan, AW mengakui perbuatannya namun pada gambar yang lain dengan pertanyaan menyusul berikutnya apakah AW melakukan kejahatan seksual sebelum membunuh secara sadis korban AW membantahnya.
Dengan keterangan berubah-ubah inilah diperlukan pendalaman dan pendekatan intensif kepada AW guna memastikan latarbelakang dan motivasi pelaku melakukan perbuatan sadis ini terhadap dua anakj tetangganya itu demikian kesimpulan Quick Investigator Komnas Ana.
"Segera Komnas Perlindungan Anak mengagendakan untuk mendalami keterangan AW agar kasus ini mendapat penyelesaian yang berkeadilan bagi korban.
Peristiwa pembunuhan sadis yang dilakukan anak ini harus menjadi pelajaran untuk orangtua dan keluarga Indonesia secara keseluruhan, sambung Jolanda E Kalonta Dewan Komisioner Komnas Perlindungan Anak di Tasikmalaya seusai bertemu pelaku AW.
Dari peristiwa pembunuhan sadis ini, Komnas Perlindungan Anak sebagai lembaga pelaksana tugas dan fungsi keorganisasian Perkumpulan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Pusat dibidang pembelaan, pendampingan dan perlindungan anak di Indonesia mendorong pemerintah Kabupaten dan kota Tasikmalaya untuk segera mencanangkan gerakan partisipasi masyarakat untuk membangun gerakan perlindungan anak sekampung.
Dengan peristiwa ini sudah saatnya masing-masing kampung di Tasikmalaya saling menjaga dan melindungi anaknya. Keterlibatan masyarakat di tingkat desa, kampung, banjar dan kelurahan sangat diperlukan. Demikian disampaikan Arist Merdeka Sirait pria berjenggot sahabat anak Indonesia.(Sumber:Komnas Perlindungan Anak)
Posting Komentar