Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo. |
Jembatan gantung ini memiliki panjang bentang 146 meter, yang menghubungkan Desa Rulung Mulya, Natar, Lampung Selatan dengan Desa Batang Hari Ogan, Tegineneng, Pesawaran.
Gubernur M Ridho, yang juga Kamabida Pramuka Lampung, saat meninjau lokasi, mengatakan, keberadaan jembatan gantung juga untuk mempermudah akses perjalanan hingga 300 km, dimana sebelumnya harus berputar dahulu ke Tegineneng bila akan ke Kota Metro.
“Untuk pengerjaannya akan memakan waktu selama 7 hari oleh relawan Vertical Rescue Indonesia, dibantu aparat Koramil, Polsek, dan aparatur desa serta masyarakat secara bergotong royong bahu membahu siang dan malam agar cepat terselesaikan,” kata Gubernur Ridho, Rabu (26/7).
Untuk itu, Gubernur Ridho, menyampaikan terima kasih kepada seluruh relawan yang terlibat dan meminta kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan memelihara jembatan gantung darurat sederhana tesebut, serta mematuhi peringatan-peringatan yang ada.
“Jembatan gantung jelujur sebagai yang pertama dan akan menjadi contoh dan standar bagi jembatan gantung selanjutnya. Baik dari sisi konstruksi maupun dari sisi sosial masyarakatnya atau kearifan lokal,” harap Ridho.
Masih kata Gubernur Ridho, kedepannya lagi, akan dibangun jembatan gantung di lokasi lain di seluruh pelosok Lampung yang membutuhkan dalam Gerakan bertema “Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung Lampung Untuk Indonesia” oleh Vertical Rescue Indonesia Regional Lampung dan Pramuka.
Untuk diketahui, pembangunan jembatan ini murni dari gaji Gubernur. Gubernur juga membangun jembatan gantung, karena permohonan masyarakat yang sempat viral di medsos oleh salah satu Warga Dusun Jelujur, atas nama Indra Jaya.
Dirinya sempat juga mengirimkan permohonan langsung ke Facebook Pak Gubernur. Pasalnya Jembatan dibutuhkan untuk menghubungkan akses darurat masyarakat ketika volume air sungai naik, terutama di musim hujan. Serta akses ke kebun, pasar, sekolah, dan rumah sakit (RS Abdiwaluyo Metro).
Posting Komentar