NASIONAL

Featured Video

Games

daerah

Fashion

pendidikan

Minim Publikasi, Program Gerbang Desa Berhasil, Kades Butuh Publikasi

Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo saat pencanangan Gerakan Membangun Desa dalam Program Gerbang Desa Saburai.
LAMPUNG, (Kopiinstitute.com) –Program Gerbang Desa Saburai merupakan satu diantara Program Unggulan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dengan output memperpendek rentang kemiskinan dalam masyarakat pedesaan. Program unggulan yang dicanangkan Gubernur M Ridho Ficardo, dan dikelola oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Lampung disesalkan Kepala Desa karena minim publikasi.

Kepala Desa Bandar Baru, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, Hadiansyah Akmal, mengungkapkan, publikasi keberhasilan Program Gerbang Desa Saburai dari Gubernur sangat perlu diketahui khalayak banyak karena manfaatnya nyata dirasakan masyarakat.

"Bagaimana orang mau tahu keberhasilan program Gubernur mengentaskan desa tertinggal dengan minimnya publikasi. Saya berbicara apa adanya, karena memang manfaatnya begitu terasa dalam peningkatan roda perekonomian di desa," jelas Hadiansyah, via ponselnya, Senin (25/9).

Selain itu, kata Hadiansyah, semenjak program Gerbang Desa Saburai ini bergulir, manfaat seperti pembangunan Kantor Desa yang sebelumnya tidak ada, perbaikan akses jalan, dan lain sebagainya, menjadi salah satu bukti program ini mendapat penilaian yang baik dari masyarakat.

"Kami khususnya warga Desa Bandar Baru, mengucapkan terima kasih kepada Pak Gubernur. Selain infrastruktur dan pembangunan, program air bersih dari dana Gerbang Desa juga sudah mulai tersalurkan disetiap dusun-nya," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Dwikora, Kecamatan Bukit Kemuning, Kabupaten Lampung Utara, Taslim, mengatakan,  dengan pola yang ada di program Gerbang Desa Saburai seperti saat ini, pembangunan di desa akan maksimal.

Dicontohkannya, dengan dana Rp240 juta dari alokasi program Gerbang Desa Saburai TA. 2017 di Desa Dwikora, bisa di bangun satu unit posyandu berukuran 6 x 7,5 meter di atas lahan seluas 15 x 10 meter milik desa berikut satu unit sumur bor dan perlengkapan pendukung posyandunya.

"Kalau ditanya mengenai apakah perlu ada publikasi, yah perlu sekali. Dinas PMD yang harusnya lebih sensitif mengenai masalah publikasi tersebut. Kenapa saya bilang perlu, artinya guna menghindari penilaian oknum-oknum terkait penyalahgunaan dana Gerbang Desa," kata Taslim.

Saat di tanya kendala dan harapannya dengan adanya program Gerbang Desa Saburai, Taslim menjawab, sampai dengan saat ini belum ada kendala, berkat partisipasi masyarakat dan swadaya masyarakat permasalahan sementara bisa teratasi. Hal itu terbukti dengan anggaran yang baru 40 persen progres kegiatan yang ada saat ini sudah mencapai kira-kira 50 persen.

“Dalam setiap gotong royong setidaknya ada 25 orang yang terlibat," tukas Taslim.

Untuk itu, pihaknya mewakili masyarakat, mengatakan sangat berterima kasih kepada Bapak Gubernur Lampung dengan adanya program Gerbang Desa Saburai, dan kedepan program ini supaya terus dilanjutkan karena desa masih membutuhkan pembangunan prasarana lainnya.

Seperti diketahui, setelah setelah bergulir di 100 desa pada 2016, Gerakan Membangun Desa Sai Bumi Ruwa Jurai (Ger- bang Desa Saburai membidik 250 desa di tahun 2017, dan ditargetkan 377 desa dapat terangkat dari status tertinggal pada 2018.

Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, kembali menyalurkan dana tahap ke-dua (40 persen) melalui rekening di 250 Desa penerima Gerbang Desa, sejak tanggal 25 Agustus 2017.

Untuk tahun ini, sasaran Gerbang Desa Saburai membangun 73.046 meter jalan, 5.136 meter tembok penahan tanah, 99 unit gorong-gorong, 21 jembatan, 16.776 meter drainase, 2.638 meter irigasi, 86 unit sanitasi lingkungan, dan satu unit penampungan ikan.

Selain itu, dua unit bak sampah, 33 kantor desa, 22 posyandu, 28 los pasar, 137 sumur bor, dua ruang terbuka publik, dan program sarana air bersih dengan membangun 20 bak serta 19.429 meter pipa. Dimana, pada dasarnya infrastruktur yang dibangun melanjutkan program di 2016. Namun ada beberapa penambahan program sesuai kebutuhan dan usulan masyarakat.

Sementara itu progres kegiatan fisik Program Gerbang Desa Saburai terpasang di lapangan saat ini rata-rata telah mencapai 65 persen. Sehingga dengan dengan di cairkannya dana tahap II (dari tahap pencairan yang di rencanakan) penyelesaikan kegiatan di lapangan akan sesuai dengan rencana kerja tindak lanjut yang telah ditetapkan

Sebelumnya, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, pernah menyampaikan, bahwa dari fakta lapangan masih banyak desa tertinggal yang butuh percepatan pembangunan.

"Seluruh desa yang masuk program ini dipilih berdasarkan data Badan Pusat Statistik sebagai alat ukur. Desa yang tertinggal dibangun secara bertahap agar dalam tiga tahun dapat berubah dari status tertinggal," kata Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, di Bandarlampung.

Gerakan ini pun dimulai dari 100 desa yang betul-betul tertinggal secara infrastruktur, pada 17 Desember 2015 di Jatiagung, Lampung Selatan. Semua desa yang dipilih berdasarkan indeks kemajuan desa (IKD) BPS Lampung.

Itu sebabnya, di awal program ini sasaran utama penggunaan dana difokuskan pada infrastruktur seperti peningkatan jalan onderlagh, jalan paving blok, lapen, rabat beton, sarana air bersih, sumur bor, dan pemandianumum. Kemudian, tembok penahan tanah, drainase, gorong-gorong, dan jembatan dan kantor desa.

Sebagai program berkesinambungan (sustainable), Gerbang Desa Saburai di 2017 menargetkan 250 desa.Program ini tersebar di Tanggamus sebanyak 53 desa, Pringsewu (5), Lampung Barat (18), Lampung Utara (35),Pesawaran (20), Lampung Timur (4), Lampung Tengah (7), Lampung Selatan (12), dan Mesuji (21). Kemudian,Pesisir Barat (29), Waykanan (19), Tulangbawang (15), dan Tulangbawang Barat (12).

Kegiatan ini diawasi satu fasilitator tiap desa sehingga ada 250 fasilitator yang didukung 13 koordinator wilayah dan 12 anggota Tim Pendamping Provinsi. "Kami memberi kebebasan kepada masyarakat desa memanfaatkan dana tersebut sesuai kebutuhan berdasarkan musyarawah desa. Silakan dipakai untuk mempercepat ketertinggalan desa," kata Gubernur.

Gubernur juga bersyukur, program ini mendapat apresiasi dari pemerintah pusat yakni Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. "Syukur Alhamudillah, program ini mendapat penghargaan sebagai salah satu program terbaik Provinsi Lampung dan terpilih masuk tiga besar nasional program yang langsung menyentuh masyarakat desa," tandasnya.



Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © Bunk PeNa. Designed by OddThemes & VineThemes