NASIONAL

Featured Video

Games

daerah

Fashion

pendidikan

Sekian Tahun Masyarakat Tanggamus Terzolimi

TANGGAMUS : Laporan adanya dugaan tidak adanya reses yang dilakukan anggota Dprd Tanggamus pada tahun 2014-2015 yang dilaporkan Forum Masyarakat Peduli Pembangunan Semaka (FMPPS) Tanggamus ternyata bohong. Laporan fiktif yang mengatasnamakan warga Semaka itu diketahui setelah salah satu warga setempat, Irwantoni menyatakan tidak ada nama-nama seperti tertera dalam laporan ke Kejari soal reses itu diantaranya ; Basri, Hayubi, Sudirman, Ismail serta Hartoyo. “ Saya sudah melakukan penyelidikan dan ternyata tidak ada nama-nama seperti dalam laporan itu. Saya pegang juga laporan tersebut,” beber Irwantoni kepada Medinas Lampung belum lama ini. Menurut Irwantoni yang juga dikenal sebagai tokoh masyarakat Semaka dan berprofesi sebagai pengusaha hasil bumi ini, bahwa secara pribadi dirinya meminta agar laporan palsu yang mengatasnamakan warga Semaka itu ditindaklanjuti ke penegak hukum. “ Artinya ada indikasi pemalsuan laporan dengan mengatasnamakan warga di sini (Semaka, red). Saya minta polisi memeriksa orang-orang yang tertera dan melaporkan soal reses tersebut. Saya menduga ada kepentingan lain terkait isu yang kini tengah menghangat di tingkat elit di Tanggamus,” pinta dia. Sementara dalam laporan yang didapat Medinas Lampung, disebutkan bahwa FMPPS dalam laporannya ke Kejari Tanggamus menyebutkan, kunjungan kerja anggota Dprd Tanggamus daerah pemilihan (Dapil) Semaka dalam kurun waktu dau tahun berjalan 2014-2015 tidk ada reses. FMPPS menyatakan, kegiatan reses itu dianggarkan pemerintah daerah setiap tahun berjalan melalui APBD. Jika reses tidak dilaksanakan (dprd) dikemnakan dana tersebut. Apakah dprd mengembalikan dana reses itu ke kas daerah atau masuk kantong pribadi. Dalam permintannya, FMPPS meminta Kejari Tanggamus mngusut tuntas penggunaan dana reses di Dapil Semaka dan di wilayah Tanggamus pada umumnya. Sementara itu, Nursabana anggota Dprd Tanggsmu dari fraksi Golkar menghimbau kepada masyarakat Tanggamus, agar bisa bersatu dan mendukung supaya persoalan yang ada di Kabuapaten itu cepat selasai, Khususnya terkait dugaan gratifikasi yang dilakukan oleh Bambang ini cepat diproses KPK RI, agar tidak menghambat kinerja kita untuk membangun Tanggamus yang lebih maju lagi, himbaunya, Minggu, (17/01/2016). “ Saya sebagai wakil rakyat dan asli putra daerah mengajak masyarakat yang merasa memiliki Kabupaten Tanggamus yang kita cintai ini, mari bersama-sama, kita mengawal Tanggamus yang kita cintai ini, jangan sampai, di Jolimi dan dirampok, karena masih banyak problem dan masyalah yang lebih besar,” tegas Nursabana kepada Medinas belum lama ini. Nursabana juga menyoal adanya setoran sebesar 20 persen untuk mendapatkan proyek di kabupaten tersebut. Menurutnya, bukan rahasia umum lagi soal praktik setoran yang dibebankan pemilik anggaran kepada rekanan. Tanpa adanya setoran yang diwajibkan kepada rekanan, maka dipastikan tidak ada pekerjaan proyek yang dilaksanakan. “ Kalau tidak ada setoran 20 persen, kita tidak bisa bekerja/tidak dapat proyek. Untuk apa dana 20 persen yang kita setorkan itu, kalau pun kegunaannya jelas mungkin kita semua tidak jadi masalah tetapi selama ini kan tidak jelas untuk apa setoran itu,” kata dia. Praktik setoran ini menurut Nursabana sangat merugikan keuangan negara dan tidak ada tertera dalam undang-undang di Indonesia. Dia mencontohkan, untuk pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum anggaran pembangunannya sampai 260 miliar kurang lebih kalau dikalikan 20 persen berapa kerugian negara yang timbul. “ Dana 20 persen itu hilang begitu saja, itu baru dinas pekerjaan umum, belum lagi dinas-dinas lain. Masalah ini pun sudah kami laporkan ke KPK,” kata dia. Nursabana mengajak masyarakat Tanggamus bersabar dan berdoa. Dengan harapan semoga Tanggamus yang selama ini di zollimi akan segera berakhir, demi kesejahteran bersama. Saat dikonfirmasi , Bupati Tanggamus, Bambang Kurniawan usai acara Sosialisasi dan penyerahan bantuan sarana prasarana kelautan dan perikanan di pelabuhan perikanan pantai (PPP) Kotaagung Kabuapten Tanggamus, tidak terlalu banyak menanggapi pertanyaan awak media. “ Walah tidak ngeladenin saya mah itu, ngapain menangapi koran kayak begituan, terangnya sambil menaiki mobil dan meninggalkan tempat, Kamis, (14/01/2016).

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © Bunk PeNa. Designed by OddThemes & VineThemes