Baliho Mustafa |
Seperti yang disampaikan warga yang berdomisili di Kecamatan Panjang ini, Ira (23) mengatakan keresahannya kepada Kopiinstitute.com, Jumat (11/8/2017).
“ Itu Baliho semau-mau buat tulisan Mustafa Gubernurku, Gubernur bukan Mustafa. Gimana coba kalau orang luar Lampung yang baru ke Lampung baca tulisan itu, pasti ketipu dia dikiranya Mustafa Gubernur padahal dia kayaknya Bupati,” kata dia saat ditemui diseputaran Tanjung Karang.
“ Itu Baliho semau-mau buat tulisan Mustafa Gubernurku, Gubernur bukan Mustafa. Gimana coba kalau orang luar Lampung yang baru ke Lampung baca tulisan itu, pasti ketipu dia dikiranya Mustafa Gubernur padahal dia kayaknya Bupati,” kata dia saat ditemui diseputaran Tanjung Karang.
Mahasiswa Ilmu Sosial dan Politik Perguruan Tinggi Swasta di Bandar Lampung itu melihat tidak sepantasnya seorang Bupati memasang baliho bertuliskan Gubernur, meski tidak menyebut sebagai Gubernur Lampung.
“Kalaupun mereka membela diri dengan alasan tidak menyebut Mustafa Gubernur Lampung tpi Gubernurku saja tetap saja tidak bisa diterima karena masyarakat bisa terkecoh, jadi tak usah beretorika deh,” tutur gadis berdara sunda ini.
Penelusuran wartawan ini menuju kearah Jalan Jend Gatot Subroto, Garuntang Bandar Lampung. Lebih miris lagi ketika terpasang Baliho Ketua Partai NasDem bertuliskan Gubernurku berada tepat bersebelahan dengan Baliho Gubernur Lampung yang sah M.Ridho Ficardo.
Baliho Mustafa disamping Baliho Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo dan Wakil Gubernur Bachtiar Basri. |
“Gubernur Lampung yang baliho satunya kan yang baju putih, lah terus yang baliho satunya kok Gubernur juga, piye iki mas,ngapusi toh,” sebut Wisatawan asal Jawa Timur yang sedang liburan ini.
Menaggapi hal itu, Akademisi Universitas Lampung Yusdianto menegaskan bahwa baliho tersebut meresahkan, selain itu juga dapat memecahbelah masyarakat Lampung.
“Gubernur Lampung masih dijabat Ridho Ficardo, terus Mustafa itu siapa, bukannya masih menjabat Bupati, jangankan Gubernur, sebagai Calon Gubernur saja bukan. Harusnya dicopot baliho itu karena menimbulkan ketidaktentraman di masyarakat,” ujar Dr (cand) Yusdianto Alam, MH.
Posting Komentar