ilustrasi |
Kopiintitute.com – Seorang pemimpin harus tangguh dan bermental pemenang. Begitulah yang dimaksud judul tulisan ini “ A Leader Must Be Strong”. Ketangguhan pemimpin juga dapat dilihat dari gaya kepemimpinannya serta cara-cara penyelesaian masalah yang dipilih sehingga mampu berbuat memberi arah positif terhadap apapun yang dipimpinnya.
Menurut Teori kepemimpinan Contingensi of leadhership (Fiedler) bahwa gaya kepemimpinan yang tepat ditentukan corak persoalan yang dihadapi sehingga dapat mengambil keputusan tepat. Teori ini masih relevan untuk pemimpin-pemimpin saat ini, terlebih pemimpin politik dan pemerintahan.
Kemudian pemimpin juga memiliki gaya kepemimpinan yang khas seperti Negarawan yakni seorang pemimpin politik yang memiliki visi, kharisma pribadi, kebijakan strategis, kebijaksanaan praktis serta mengedepankan kepentingan umum yang bermanfaat. Publik dapat menilai pemimpin mana yang bersifat negarawan.
Katakanlah seorang Gubernur, gaya kepemimpinannya masuk kategori negarawan sebab ia memimpin daerah dengan segala kompleksitas persoalan yang ada, terlebih yang ditinggalkan pemimpin sebelumnya. Namun dengan gaya negarawan sudah pasti tidak pernah dan tidak akan pernah mengkritik bahkan menilai buruk Gubernur sebelumnya karena tahu bahwa pemimpin harus menghormati pendahulunya.
Bahkan setiap pergantian Gubenur Lampung seperti dari “Oedin ke Ridho” tentu meninggalkan jejak, permasalahan berikut kekurangannya. Namun, gubernur saat ini tidak pernah menilai buruk apalagi tendensius terhadap kepemimpinan era gubernur sebelumnya.
Sayangnya hal sebaliknya terjadi melalui pernyataan Sjachroedin ZP dari beberapa sumber dan rilis menyebut bahwa Oedin mengaku prihatin dengan kemajuan Lampung jelang lima tahun masa jabatan M.Ridho Ficardo yang dinilai tidak ada kemajuan sejak ditinggalkannya.
Demikian informasi yang diterima Kopiinstitue.com. karena tidak melihat dan mendengar langsung, meski begitu semoga niatnya baik tetap berada dikoridor “Kritis Konstruktif”. Serta kita semua tetap menghormati sebagai mantan Gubernur Lampung.
Di Provinsi Lampung, secara teoritis Sjachroedin ZP masuk kategori Citizen Leader karena dirinya merupakan seorang mantan Gubernur, mantan Pemimpin Partai Politik yang berbicara didepan publik dalam acara suatu Organisasi Masyarakat (Ormas) terkait pernyataannya itu.
Nah, dalam pernyatannya indikator Oedin menilai Ridho hanya dari beberapa aspek diantaranya Jalan Tol yang dibangun adalah rancangan tahun 2005 hanya direalisasikan saat ini tanpa penjelasan dan data.
Untuk Jalan Tol, menurut penulis hal ini merupakan bagian dari Visi Misi membangun Lampung serta bentuk sinergisitas Pembangunan Daerah dengan Pembangunan Nasional. Jika membahas siapa penggagasnya, diera siapa dan seterusnya maka hanya akan menjadi perdebatan kusir yang tidak ada manfaatnya sama sekali meski bisa dijelaskan.
Untuk Jalan Tol, menurut penulis hal ini merupakan bagian dari Visi Misi membangun Lampung serta bentuk sinergisitas Pembangunan Daerah dengan Pembangunan Nasional. Jika membahas siapa penggagasnya, diera siapa dan seterusnya maka hanya akan menjadi perdebatan kusir yang tidak ada manfaatnya sama sekali meski bisa dijelaskan.
Selanjutnya, Oedin mengatakan semua anggaran pusat. Dalam perspektif kepemimpinan menyebut bahwa dengan luasnya jaringan disertai kemauan politik (Political Will) Gubernur untuk melobi Pemerintah Pusat supaya dapat membangun Lampung termasuk dalam cara yang dipilihnya sebagai Pemimpin.
Kepada semua pihak tanpa kecuali, Kopiinstitute.com sangat menghormati mantan gubernur Sjachroedin ZP yang kini menjabat Duta Besar Indonesia (Dubes) untuk Kroasia. Oleh karena itu, kami melihat positif hal itu dengan semangat bersama Melanjutkan Pembangunan Lampung.
Dalam sejumlah referensi, kemajuan dan keberhasilan daerah dapat diukur dari beberapa aspek seperti infrastruktur, kesehatan, pendidikan, pengangguran, kemiskinan, pertanian, kebudayaan, pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi, pembangunan manusia, keterbukaan informasi, tingkat kepuasan publik, penegakan hukum dan korupsi, investasi. Est.
Kendati demikian kami tidak menjelaskan semua itu karena ini bukan klarifikasi, atau bukan juga agitasi tapi hanya opini ringan yang disajian secara obyektif dipagi hari sambil minum kopi.
Dalam konteks lain, pemimpin kerap dihadapkan dengan upaya pembunuhan bahkan sampai berkali-kali, ini hanya terjadi pada pemimpin politik hanya saja bukan secara fisik namun lebih kepada karakter dan mental. Upaya ini kami melihat indikasi yang kuat dalam berbagai peristiwa, terkini upaya itu sedang dilakukan kelompok-kelompok yang cenderung berafiliasi kepada Walikota Bandar Lampung.
Berdasar pada situasi belakangan ini, teridentifikasi gerakan massa yang kemarin menggelar unjuk rasa mendukung Pembangunan Flyover sangat mencederai semangat demokrasi dan politik yang sehat, pasalnya terdapat konten yang disampaikan tidak ada hubungan dengan flyover sehingga lebih kepada upaya pembunuhan karakter mendekati fitnah isu tertentu.
Terakhir, ketangguhan pemimpin dapat diukur dari staminanya yang dinamakan “Staying Power” sebagai contoh Presiden Bill Clinten yang mempunyai kemampuan survival yang luar biasa. Setelah dihempas isu namun tetap terpilih lagi sebagai Presiden paling populer. Bicara popular teringat hasil survey Kuadran yang menyebut M.Ridho Ficardo Terpopuler.
(Tulisan ringan, beberapa dikutip sumber buku dan internet)
Penulis : Wendri Wahyudi, SAN.,MH.
Posting Komentar