Sutarno |
Menurut silsilah, ibu kandung Sutarno, Roro Soetijah adalah anak dari Ario Soeryomiseno garis keturunannya merupakan Pakualaman 1 Haryonotokusumo.
Bahkan saat ini keturunan dari keluarga besar Pakualam yakni Pakualam ke X Raden Mas Wijoseno Ario Bimo menjadi Wakil Gubernur Jogjakarta mendampingi Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai Gubernur Jogjakarta.
Sosok Sutarno, yang kini bekerja serabutan dengan profesi buruh bangunan, tak disangka trah dari Pakualam 1.
Ia menjalani hidup sederhana tinggal disebuah rumah kontrakan di Merak Batin Natar. Sementara saudaranya Sri Sultan Hamengkubuwono X hidup bergelimang harta, bahkan masuk menjadi 150 orang terkaya di Indonesia versi tax Amnesti dengan nilai kekayaan sekian triliun rupiah.
PAKUALAM 1 BANYAK MELAHIRKAN DARAH PEJUANG
Menurut penuturan Sutarno, trah Pakualam 1 keturunannya banyak melahirkan darah pejuang seperti RA. Kartini dan KH. Dewantara merupakan keturunan trah Pakualam ke 1.
Sutarno mengisahkan cerita, Alm. Roro Soetijah ketika masih hidup pada tahun 2000 pernah lari dari istana Pakualaman karena trauma.
Dihadapannya kakak kandung ibunya saat itu kepalanya ditembak oleh penjajah, sehingga ibunya trauma dan meninggalkan istana Pakualam.
" Ibu saya trauma karena saudara nya di tembak kepalanya di hadapan dirinya, sehingga ia kabur meninggalkan istana Pakualam," ujar Sutarno, sabtu (1/4)
Saat ini, tutur dia, yang menjadi bukti menerangkan Roro Soetijah adalah keturunan Paku Alam 1 adalah selembar surat dan stempel dari Regent Patih Pakoe Alam pada tanggal 28 November 1932 yang menerangkan silsilah Roro Soetijah dan menerangkan berhak atas gelar Roro.
Cerita menarik dan lucu saat Sutarno tahun 2015 lalu dirinya berziarah ke makam raja raja di Imogiri, Jogjajarta.
Dirinya sempat diacuhkan oleh para abdi dalem yang menunggu di pemakaman tersebut. Karena saat itu dia hanya bersandal jepit dan membawa tas di punggung. Karena biasanya yang berziarah kesana para bangsawan dan berpenampilan keren.
" Awalnya saya seperti di cueki ketika mengutarakan niat hendak berziarah ke makam keturunannya. Namun saat saya tunjukan selembar surat silsilah ibu saya kemudian mereka cocok kan dengan silsilah kerajaan dan ternyata memang cocok, seketika itu para abdi yang menjaga pemakaman bersungut sungut dan meminta maaf kepadanya. Bahkan saya di panggil Kanjeng, ujar Sutarno. Tuturnya
SOERAT ASAL-OESOEL DARI
Raden (Roro)Soetijah dilahirken di desa Djogojoedan wates adikarta,pada hari seloso kliwon tanggal 19 bakdomoeloed bhe 1860 atau tanggal 24 september 1929.
1. Nama,gelar dan jabatan atau pekerjaan bapaknja ; Raden mas Djojoredjo.
2. Nama dan gelar iboenja ; Mas Adjeng Djojoredjo.
3. Nama,gelar dan djabatan atau pekerdjaan kakenja (toeroenan dari bapa) : mas djajeng hardjo,mantri politie di pengasih jogjakarta, soedah meninggal dunia.
4. Nama dan gelar neneknja (toeroenan dari bapa) : raden ajoe Djajeng hardjo,soedah meninggal dunia.
5. Nama, gelar dan djabatan atau pakerdjaan kakeknja (toeroenan dari iboe) : imanredjo.
6. Nama dan gelar neneknja (toeroenan dari iboe) : mbok imanredjo.
7. Bersanak koela warga (lahiran) dan bersanak kawinan tentang Radja-radja jang waktoe ini misih ada koewasanja.
Boepati jang misih pegang djabatan atau pembesar bangsawan. Raden Ajoe Djajeng hardjo poetranja Raden Ajoe wirjoredjo, Raden ajoe wirjoredjo poetranja Kangdjeng pangeran ario soerjo miseno, kangdjeng pangeran ario soerjomiseno poetranja Sri paduka kangdjeng gusti pangeran adipati pake-Alam kasatoe. Mendjadi Raden (Roro) Soetijah masih tersangkoet familie grand V (wareng) dari Sri padoeka pembesar trah kadipaten pakoe-Alaman I jogjakarta dan joega poenya hak pakei titel Raden (Roro).
JOGJAKARTA, 28 November 1932.
Soedah menotjoggi dan betoel Raden (Roro) Soetijah ada hak pakei titel Raden (Roro).(Wendri Wahyudi)
Posting Komentar