Terkait insiden tersebut sampai saat ini belum diketahui pelaku penyerangan di wilayah Hodeidah yang dikuasai pemberontak Houthi tersebut. Seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (18/3/2017), koalisi Arab Saudi yang memerangi pemberontak Houthi di Yaman menyatakan tidak melakukan operasi militer di wilayah tersebut pada Kamis (16/3).
Juru bicara koalisi Saudi, Jenderal Ahmed al-Asseri mengatakan, wilayah Hodeidah hingga saat ini masih berada di bawah kendali pemberontak Houthi, yang menguasai Sanaa pada tahun 2014 dan memaksa pemerintahan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi mundur dari ibukota Yaman tersebut.
Para pengungsi Somalia yang membawa dokumen resmi badan pengungsi PBB, UNHCR tersebut, diserang di dekat Selat Bab al-Mandeb, saat dalam perjalanan dari Yaman menuju Sudan. UNHCR menyatakan, setidaknya 40 pengungsi tewas dalam insiden itu.
Namun Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyebut korban jiwa sebanyak 33 orang dan 29 orang terluka, dengan beberapa penumpang lainnya belum ditemukan.
"Kami tidak tahu siapa yang melakukannya, namun para korban selamat mengatakan mereka diserang dari kapal lain pada pukul 21.00, kru menggunakan lampu-lampu dan berteriak untuk menunjukkan bahwa ini kapal warga sipil," ujar juru bicara ICRC Iolanda Jaquemet.
"Namun demikian itu tidak berpengaruh apapun dan sebuah helikopter ikut menyerang," imbuhnya.
Intervensi militer koalisi Arab Saudi di Yaman dimulai sejak Maret 2015 lalu. Operasi militer tersebut dilakukan Saudi dan koalisi untuk mendukung pemerintahan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi dalam menghadapi pemberontak Houthi.
Posting Komentar