Kalapas Perempuan Sri Astina pantau pelatihan Sulam Tapis |
Pelatihan kemandirian penting diterapkan guna membentuk keterampilan (Hardskill) narapidana sehingga diharapkan setelah kembali ke masyarakat maka perempuan yang dibina di LP Perempuan mampu mandiri.
Kepala Lembaga Pemasyarakatn Perempuan Kelas IIA Bandar Lampung Sri Astina menuturkan, terdapat dua pembinaan yaitu pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian.
"para warga binaan dibina di Bengkel Kerja Lapas Perempuan yang hari ini kebetulan kita sedang menggelar pelatihan tata boga. Yaitu pembuatan makanan olahan dari pisang yang merupakan makanan khas Lampung," ujar Kepala LP Perempuan
Sri Astina, Jumat (17/3)
Asti, sapaan akrab Kalapas Perempuan itu, sejak sebulan yang lalu pihaknya merencanakan pelatihan olahan makanan yang bekerja sama dengan toko kue Yusi Akmal.
Pantauan kopiinstitute.com tampak antusiasme warga binaan mengikuti pelatihan tersebut, untuk keterampilan olahan makanan diperkirakan sekitar 20 perempuan yang mengikutinya. Untuk selebihnya mereka dilatih keterampilan lainnya.
Diantaranya kegiatan keterampilan Sulam Tapis, Sulam Usus, Sulam Pita, Mote, Refleksi dan Salon Kecantikan.
"Wanita itu kan tidak jauh dari salon jadi sangat tepat adanya keterampilan salon kecantikan. Ini salon beneran loh dan tuh mereka yang lagi nyalon cantik-cantik kan," kata perempuan asal Lahat, Sumatera Selatan itu.
Untuk kegiatan salon, warga binaan yang sedang melakukan perawatan pun seperti tidak sedang berada dalam pembinaan. Pasalnya tidak memperlihatkan sikap kamu dan berbeda seperti halnya salon-salon kecantikan diluar.
Untuk kegiatan salon, Asti menjelaskan ada banyak macam perawatan meliputi luluran, refleksi, creambath, facial, dan meni pedi.
Kendati demikian tidak semua narapidana diberi pelatihan. Sebab napi yang boleh diberi pembinaan yakni yang sudah memenuhi syarat seperti menjalani 1/3 masa hukuman.
"jadi setiap hari kita mengeluarkan warga binaan dari kamar hunian 80 orang untuk mengikuti kegiatan. Nah yang lainnya yang belum memenuhi syarat berkegiatan digereja, mesjid, bersih-bersih dan pertanian," tutur dia
Asti berharap kepada para perempuan warga binaan dapat menjadi pribadi yang lebih baik saat kembali ke masyarakat.
Terakhir, harapan Asti kedepan masyarakat dapat menghilangkan stigma negatif kepada mantan narapidana. Karena pandangan masyarakat terhadap orang yang pernah dibina di Lembaga Pemasyarakatan cenderung negatif.
Para warga binaan LP Perempuan begitu santun dan bersikap ramah. Hal itu tidak menutup kemungkinan hasil pembinaan lepas yang dipimpin Asti. Sebab Kalapas Perempuan yang berusia 44 tahun itu merupakan sosok yang ramah, bijak dan lembut dalam bertutur.(Wendri Wahyudi)
Asti mengecek mesin jahit |
Suasana Pelatihan Bidang Keterampilan Menyulam |
Posting Komentar