LAMSEL :Inspektorat Kabupaten Lampung Selatan akhirnya angkat bicara terkait kasus Kepala Sekolah SDN 2 Mulyosari, Kecamatan Tanjungsari, Saelan, yang diduga sudah melalaikan tugas sebagai pimpinan tertinggi di sekolah tersebut.
Pasalnya diberitakan sebelumnya, Saelan tidak memenuhi kewajiban untuk hadir ke sekolah sejak Agustus 2015 lalu sebagai Kepala Sekolah. Namun yang lebih mencengangkan lagi, dirinya (Saelan) masih menerima tunjangan sertifikasi guru hingga sekarang ini.
Kendati masih menunggu koordinasi dari pihak Dinas Pendidikan Lampung Selatan, Sekretatis Inspektorat Edi Junaidi mmengemukakan masih menyerahkan perkembangan kasus yang menyebabkan kerugian uang negara tersebut kepada pihak yang terkait. Sebab, pihaknya belum mendapatkan keterangan resmi dari pihak pendidikan.
“Kami belum dapat berkomentar banyak, yang pasti bila ini benar adanya, jelas ini salah dan tidak bisa ditolerir lagi,” ujarnya saat dimintai tanggapan, Selasa (16/2).
Dia menekankan agar Dinas Pendidikan dapat segera turun/mengecek bawah dan tidak berpangku tangan dalam menanagni kasus tersebut. Sebab menurut mantan sekretaris BKD itu, hal tersebut tidak dapat dianggap remeh dan perlu menjadi perhatian khusus.
“Kita masih nunggu kabar dari dinas. Dan kami minta ini harus menjadi perhatian yang serius,” kata Edi.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan Lampung Selatan Burhanuddin saat diwawancarai di Rumah Dinas Bupati mengaku pasrah dengan kasus tersebut.
Dan dia menyatakan, apabila Saelan tidak segera memberikan pernyataan kepada dinas terkait pelanggaran tersebut, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan Inspektoran Lampung Selatan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh.
“Kita sendiri bingung kenapa tidak ada kabar dari dia (Saelan_red), kalau dalam waktu dekat juga tidak mau memberikan penjelasan, terpaksa kami akan berkoordinasi dengan Inspektorat untuk melakukan penyelidikan," ucapnya singkat.
KUPT Pura-pura Tidak Tahu
Sementara itu, UPT Pendidikan Tanjung sari Lampung Selatan, Munandar Spd terkesan tutup mata dan pura-pura taidak tahu persoalan Saelan. Perihal kepura-puraan Munandar ini diketahui setelah Medinas meminta keterangan dari sejumlah guru.
Menurut para guru, Munandar sebenarnya sudah tau, tapi seolah – olah tidak tau. Bahkan laporan para dewan guru diduga diabaikan Munandar.
“ Berkali - kali pak , kami sampaikan kepada Ka. UPT Pendidikan tapi ya sampai sekarang ga ada tindak lanjut “ ucap salah seorang guru yang di temui beberapa waktu lalu.
Beberapa hari belakangan ini juga Medinas Lampung berkunjung ke Kantor UPT tanjung Sari untuk memperoleh keterangan dari Munandar , tetapi yang bersangkutan tidak pernah ketemu di kantornya. Hanya Suradiyanta selaku Ka TU yang ada beserta staff nya.
Pernah juga di sampaikan oleh Suradiyanta kepada munandar terkait permohonan keterangan yang diminta oleh Medinas lampung , namun setelah Suradiyanto menyampaikan kepada Munandar , munandar hanya menjawab singkat “ biarkan saja itu urusan saya “ kata Suradiyanta menirukan ucapan Munandar.
Disinyalir pembiaran yang dilakukan oleh Munandar bukan tidak beralasan bahwa ada kong - kalikong antara Saelan dan Munandar .
Hal ini di perkuat oleh keterangan Saelan yang di temui beberapa waktu lalu , bahwa Saelan sebenarnya mengeluhkan perlakuan Munandar , yang di duga selalu meminta sejumlah dana yang lumayan besar kepada saelan setiap kali dana BOS turun.
‘ Saya sebenarnya cukup pusing mas , saya selalu di minta uang setiap kali, saya terima dana BOS” ucap saelan lesu. Ketika di Tanya berapa jumlah dana yang yang diminta , Saelan menerangkan bahwa bervariasi , antara 2 -3 juta, bahkan terkadang sampai 4 juta jelas Saelan “ bahkan terkadang dengan dalih berhutang mas, tapi berhutang kok yo sampai sekarang ga di bayar “ tambah Saelan.
Posting Komentar