BANDAR LAMPUNG – Sebanyak 60 peserta tampak antusias saat Sutradara Amerika, Jonna Rudnick membagikan ilmu, dan pengalamannya tentang dunia perfilman Amerika pada Film Workshop With Young Movie Makers yang berlangsung di Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya, 4-5 Februari 2016.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini diselenggarakan atas kerjasama Kantor Urusan Hubungan Internasional (KUHI) IBI Darmajaya dengan Konsulat Amerika Serikat di Medan. Peserta terdiri dari siswa SMA/MAN, mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Lampung dan sineas-sineas perfilman Lampung.
Pada kesempatan itu, Jonna Rudnick juga memutarkan filmnya On Beauty yang menyeritakan kampanye seorang mantan fotografer fashion bernama Rick Guidotti yang mengubah cara pandang orang lain dalam melihat perbedaan melalui sebuah karya foto. Film ini mengisahkan pertemuan Rick dengan 3 wanita yang memiliki sindrom genetik seperti albinis, down syndrome atau lainnya yang berada di New York, Afrika, dan Timur Tengah.
Foto karya Rick ini mampu membuat orang lain yang melihatnya menyadari bahwa meski memiliki kurangan atau kelainan genetic, wanita-wanita ini sangat cantik, bahagia, dan penuh rasa percaya diri.
Workshop ini bertujuan untuk menjadi kampanye bagi semua orang yang merasa menjadi minoritas atau berbeda dari yang lain dan terdiskriminasi dari masyarakat agar berani bicara melalui sebuah film. Dari kegiatan ini peserta nantinya diminta membuat video tentang isu-isu diskriminasi di Lampung dan mengunggahnya ke instagram atau laman facebook US Consultant dengan #beranibicara.
Menurut wanita yang juga berperan sebagai produser film Prisoner of Her Past dan A Good Man ini, hasil film tersebut nantinya akan menampilkan wajah Indonesia sesungguhnya yang memiliki masyarakat dengan banyak perbedaan namun tetap hidup berdampingan, saling menghargai, dan menghormati.
“Sebenarnya isu diskriminasi tidak hanya di Indonesia, masyarakat Amerika juga memiliki banyak perbedaan. Meskipun terkadang timbul adanya prilaku diskriminasi atau bully, semoga kita tetap menjadi pribadi yang kuat, dan percaya diri,” imbuh produser film Crossfire Hurricane yang memenangkan NME Award katagori Best Music Film ini.
Sutradara yang juga pernah masuk nominasi Emmy Award dengan filmnya yang berjudul In The Family ini berharap, sineas-sineas film Indonesia khususnya dari kalangan muda di Lampung dapat termotivasi untuk menghasilkan karya film yang berkualitas, dengan mengangkat kisah dari berbagai perbedaan yang ada di masyarakat dan lingkungannya. Sehingga film yang dihasilkan tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga mengubah cara pandang bagi yang menontonnya.
Sementara itu, Staf Ahli Rektor IBI Darmajaya, Dr. RZ. Abdul Aziz, ST., MT mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pemuda pecinta film di Lampung. Menurutnya, melalui sebuah film penonton bisa menambah pengetahuannya tentang kebudayaan, kondisi ekonomi, dan sosial dari sebuah Negara.
“Internasionalisasi bisa dilakukan melalui banyak hal seperti membaca, mendengarkan musik Negara lain, dan menonton film. Semoga mahasiswa juga terinspirasi untuk menyalurkan kreatifitasnya ke dalam hasil karya sebuah film yang berkualitas,” harapnya.(r)
Posting Komentar