" Hal itu harus membuat pemuda NU untuk bisa kreatif, menghadapi tantangan jaman dengan kreativitas sehingga bisa melawan pihak-pihak yang ingin menghancurkan NU, menghancurkan Indonesia dengan cara-cara yang jauh dari anarkis karena kita adalah Islam Nusantara, Islam yang rahmatan lil alamin," kata dia.
NU ialah orang tua Ansor. Karena itu, harus mengawal untuk memajukan anaknya. "Saya mengapreasi kegiatan Pemuda Ansor Way Kanan di bidang ekonomi. Seperti penjualan madu dan membuat kopi jamu. Itu suatu upaya tepat mengingat Ansor adalah badan otonom NU yang tidak bergaji," ujar alumni Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur itu lagi.
Di bidang pendidikan, GP Ansor Waykanan yang dipimpin alumni Civic Education For Future Indonesian Leaders (CEFIL) Gatot Arifianto gelar Ratu Ulangan juga telah berbuat riil, mampu mendorong lima pelajar masuk perguruan tinggi negeri (PTN) dan mendapatkan beasiswa.
"Ini sangat kita banggakan karena dengan begitu Ansor telah menelurkan kader-kader NU yang pendidikannya semakin baik," kata dia lagi.
Di bidang pengkaderan, GP Ansor Waykanan juga senantiasa melakukannya, melalui PKD Ansor dan Diklatsar Banser. "Termasuk dalam kegiatan sosial dan jaringan, GP Ansor Way Kanan juga luar biasa. Kemarin bekerjasama dengan Yayasan Shuffah Blambangan Umpu dan bisa berbagi dua ekor sapi bagi warga NU di Kecamatan Kasui dan Pakuan Ratu. Kreativitas semacam ini diperlukan pemuda NU untuk mengahdapi tantangan jaman," demikian KH Nur Huda. (r)
Posting Komentar